Mengapa Aceh Sepi Dari Gerhana Matahari dan Bulan di Tahun 2024?

Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A

            Gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya Matahari oleh Bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari dan terhalang cahaya Matahari oleh Bumi yang menyebabkan gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi pada fase Bulan baru (new moon), sedangkan gerhana Bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon), namun tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan. Hal ini disebabkan bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi tidak sejajar dengan bidang orbit Bumi dalam mengitari Matahari, namun bidang orbit bulan berbuntuk miring dengan besar sudut sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit Bulan sama dengan bidang orbit Bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru (konjungsi) akan terjadi gerhana Matahari dan setiap Bulan purnama (oposisi) akan terjadi gerhana Bulan.

  1. Gerhana Matahari

Gerhana Matahari dikenal ada empat jenis, pertama gerhana Matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah. Kedua gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan. Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari berwarna hitam. Keempat gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana Matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.

  1. Gerhana Bulan

Gerhana Bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana Bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) Bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua gerhana Bulan sebahagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan Bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti Bumi (bayang umbra). Ketiga gerhana Bulan penumbra, dimana Bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata Bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop.

Di tahun 2024, secara global akan terjadi 4 kali gerhana, 2 kali gerhana Matahari dan 2 kali gerhana Bulan. Ini merupakan jumlah minimal yang harus terjadi di setiap tahun, karena secara sistem orbit Bulan, Bumi dan Matahari dapat dipastikan setiap tahun harus terjadi minimal 2 kali gerhana Bulan dan 2 gerhana Matahari, hanya saja lokasi terjadi gerhana yang tidak mesti sama di setiap tahun nya.

  1. Gerhana Bulan Penumbra, 25 Maret 2024 M, 15 Ramadhan 1445 H
  2. Gerhana Matahari Total, 09 April 2024 M, 30 Ramadhan 1445
  3. Gerhana Bulan Parsial, 18 September 2024 M, 15 Rabiul Awal 1446
  4. Gerhana Matahari Cincin, 03 Oktober 2024 M, 29 Rabiul Awal 1446

Dari 4 gerhana yang akan terjadi pada tahun 2024, tidak ada satupun gerhana yang dapat dilihat dari daratan Aceh, hal ini diakibatkan jalur gerhana tidak melewati daratan Aceh. Untuk wilayah lain di Indonesia, hanya gerhana Bulan Penumbra yang terjadi pada tanggal 25 Maret 2024 yang hanya dapat dilihat di Papua saat Bulan mulai terbit di ufuk Timur.

Share this Post